Monday, 25 November 2019

Contoh konjungsi

Contoh Konjungsi :

  1. Farida sedang membaca dan adiknya sedang bermain catur.
  2. Saya mau pergi kalau pekerjaan rumah saya selesai.
  3. Engkau berangkat sekarang atau engkau ketinggalan kereta.
Konjungsi juga dapat menghubungkan 2 kata atau frasa. Konjungsi seperti dan serta atau, misalnya, bisa digunakan untuk membentuk frasa seperti :
  1. Toni dan Ali
  2. hidup atau mati
Konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam konjungsi intra kalimat dan konjungsi antar kalimat. Kata penghubung intrakalimat (antar klausa) adalah kata yang menghubungkan klausa  induk dan klausa anak. Dalam konjungsi intrakalimat (antar klausa) juga ada 2 jenis kata penghubung atau konjungsi, yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Sedangkan konjungsi antar kalimat adalah kata yang menghubungkan kata yang satu dengan lainnya. Berikut penjelasan konjungsi intra dan antar kalimat.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Diksi ( Pilihan Kata ) Pengertian Dan ( Fungsi – Syarat – Contoh )

  1. Konjungsi Intra Kalimat

Konjungsi intra kalimat (Antar Klausa) Adalah kata yang menghubungkan klausa induk dan klausa anak. Kata penghubung antar klausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat. Dalam intra kalimat (antar klausa) juga ada dua jenis kata penghubung atau konjugsi, yaitu : Konjungsi Koordinatif

Konjungsi Koordinatif

yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sederajat, diantaranya : dan, atau, tetapi, sedangkan, melainkan, lalu, kemudian, padahal.
Contoh kalimat dengan konjungsi koordinatif :
  • Dia menangis dan istrinya pun tersedu-sedu.
  • Dia mencari saya dan adik saya.
  • Aku yang datang ke rumahmu atau kamu yang datang ke rumahku.
  • Saya atau kamu yang akan menjemput Ibu?
  • Dia menangis, tetapi istrinya hanya terdiam saja.
  • Sebenarnya Kartini pandai, tetapi.
Jika salah satu atau kedua-duanya akan dinyatakan, maka orang sering memakai dua konjungsi secara bersamaan, yakni dan/atau dengan garis miring di antara kedua kata itu.
  • Kami mengundang Ketua dan/atau
  • Para dekan dan/atau pembantu dekan pertama diminta hadir.

Konjungsi Subordinatif

Konjugsi Subordinatif, yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak sama derajatnya, diantaranya : ketika, sejak, kalau, jika, supaya, biar, seperti, sehingga, setelah, andai, bagai, ibarat, karena. Berikut adalah jenis-jenis konjungsi subordinatif.

Contoh KonjungsiContoh
Hubungan waktuSesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, sehingga, sampai
Hubungan syaratJika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala
Hubungan pengandaianAnadaikan, sekiranya, seandainya, seumpamanya
Hubungan tujuanAgar, biar, supaya
Hubungan konsesifBiarpun, meskipun, sekalipun walau(pun), sunguhpun, kendatipun
Hubungan pemiripanSeakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana
Hubungan penyebabanSebab, karena, oleh karena
Hubungan pengakibatanSehingga, sampai (-sampai), maka(-nya)
Hubungan penjelasanBahwa
Hubungan caraDengan

Contoh kalimat dengan konjungsi subordinatif :
  • Pak Buchori sudah meninggal ketika dokter datang.
  • Saya akan naik haji jika tanah saya laku.
  • Saya pasti akan memaafkannya seandainya dia mau mengakui kesalahannya.
  • Narto harus belajar giat agar naik kelas.
  • Dia takut kepada saya seolah-olah saya ini musuhnya.
  • Hari ini dia tidak masuk kantor karena
  • Ali tidak mau membayar utangnya, padahal dia mempunyai uang.
  1. Konjungsi Antar Kalimat

Konjungsi antar kalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. Dalam penggunaanya, konjungsi antar kalimat menyatakan makna yang berbeda-beda, diantaranya : oleh karena itu, sebelum itu, namun, akan tetapi, kecuali itu, dengan demikian, sesudah itu, selain itu, sebaliknya. Konjungsi antar kalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya). Berikut adalah contoh konjungsi antarkalimat.

Contoh KonjungsiMakna
Biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begituMenyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu yang berbeda atau pun bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya
Kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnyaMenyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya
Tambahan pula, lagi pula, selain ituMenyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya.
SebaliknyaMengacu ke kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya
Sesungguhnya, bahwasanyaMenyatakan keadaan yang sebenarnya.
Malah(-an), bahkanMenguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya
(akan) tetapi, namun, kecuali ituMenyatakan keadaan pertentangan dengan keadaan sebelumnya
Dengan demikianMenyatakan konsekuensi
Oleh karena itu, oleh sebab ituMenyatakan akibat
Sebelum ituMenyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya

Fungsi Konjungsi

Fungsi konjungsi menghubungkan :
  1. Kata dengan kata.
  2. Frasa dengan frasa.
  3. Klausa dengan klausa.
  4. Kalimat dengan kalimat.
  5. Paragraf dengan pragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi)
Kata Penghubung “dan”
Kata penghubung ini untuk menyatakan “gabungan biasa” dipakai pada bagian berikut:
Di antara dua buah kata kerja
Contoh:
  1. Mereka makan dan minum di kelas
  2. Ibu mencuci dan menyetrika pakaian kami
Di antara dua buah klausa (bagian kalimat) dalam sebuah kalimat majemuk/luas
Contoh;
  1. Saya mau piano dan adik menggesek biola
  2. Ali belajar bahasa Inggris dan kakaknya belajar bahasa Arab
Kata Penghubung “dengan”
Ini berfungsi sebagai pernyataan “gabungan biasa”, bisa juga dipakai diantara dua buah kara benda. Contoh:
  1. Dia dengan anaknya sudah datang
  2. Saya menggunting dengan gunting.
Kata Penghubung “serta”
Ini berfungsi sebagai pernyataan “gabungan biasa” dipakai diantara dua buah kata benda. Contoh:
  1. Kakak serta nenek akan datang minggu depan
  2. Uangmu serta uangku sebaiknya kita satukan saja untuk modal usaha.
Kata Penghubung “atau”
Kata ini berfungsi sebagagai pernyataan “memilih” bisa dipakai diantara bagian berikut.
  • Dua buah kata benda atau frase benda Contoh:
Sarjana teknik atau sarjana sastra sama pentingnya dalam pembangunan.
  • Dua buah kata kerja Contoh:
Dalam peperangan seperti itu tidak ada pikiran lain, membunuh atau dibunuh.
  • Dua buah kata sifat yang berlawanan maknanya. Contoh:
Kaya atau miskin dihadapan tuhan tidak ada bedanya

Kata Penghubung “tetapi”
Kata ini berfungsi sebagai pernyataan “menggabungkan pertentangan” dipakai diantara bagian berikut.
  • Dua buah kata sifat yang berkontras di dalam sebuah kalimat. Contoh:
  1. Anak itu cerdas tetapi malas
  2. Dia memang bodoh tetapi rajin
  • Dua buah klausa yang subjeknya mengarah pada sebuah identitas yang sama sedangkan predikatnya merupakan dua buah kata sifat yang berkontras. Contoh:
  1. Rumah itu besar dan indah, tetapi halamannya sempit
  2. Anak itu memang bodoh, tetapi hatinya jujur
Kata Penghubung “namun”
Kata ini berfungsi untuk “menggabungkan mempertentangkan” dipakai diantara dua buah kalimat. Kalimat yang pertama atau sebelumnya berisi penyatuan serta kalimat kedua berisi pernyataan yang kontras dengan kalimat pertama. Contoh:
  1. Sejak kecil dia kami asuh, kami didik, dan kami sekolahkan. Namun, setelah dewasa menjadi orang besar dia lupa kepada kami.
  2. Sehabis lebaran banyak kantor masih sepi. Pegawai-pegawai cuma duduk-duduk, mengobrol, atau baca koran. Namun, mereka tetap berada di tempat sampai jam kantor.
Kata Penghubung “sedangkan”
Kata ini berfungsi untuk “menggabungkan memertentangkan atau mengkontraskan” dipakai diantara dua buah klausa. Contohnya:
  1. Ayah menjadi dokter di puskesmas, sedangkan ibunya menjadi bidan.
  2. Kami bekerja keras memperbaiki tanggul yang jebol itu, sedangkan mereka berdua duduk-duduk saja berpangku tangan.
Kata penghubung “sebaliknya”
Kata ini bersebrangan dengan fungsi untuk menyatakan “menggabungkan mempertentangkan dengan tegas” bisa dipakai di antara dua buah klausa atau diantara dua buah kalimat. Contoh:
  1. Di hadapan kita dia memang ramah. Sebaliknya, jauh dari kita sombongnya bukan main.
  2. Muara sungai itu lebar dan dangkal. Sebaliknya, di bagian hulu sungai itu sempit dan dalam.
Kata Penghubung “bahkan”
Kata ini berfungsi “menghubungkan menguatkan” bisa dipakai diantara dua buah kalimat. Contohnya:
  1. Anak itu memang nakal. Bahkan ibunya sendiri pernah ditipunya.
  2. Dia pandai sekali memegang rahasia. Bahkan kita sendiri tidak tahu.
Kata Penghubung “lagipula”
Contohnya: Mari kita makan di restoran ini saja, masakannya enak, harganya murah, lagipula pelayanannya memuaskan.

Kata Penghubung “apalagi”
Kata ini berfungsi untuk menyatakan “menggabungkan menguatkan” dipakai pada awal keterangan tambahan atau kalimat tambahan. Contohnya:
  1. Kamu saja yang lulusan SMA tidak tahu, apalagi saya yang cuma tamatan SD
  2. Jalan-jalan di ibu kota seringkali macet. Apalagi pada jam-jam sibuk.
Kata Penghubung “itupun”
Kata ini berfungsi untuk “menggabungkan menguatkan” bisa dipakai diantara dua buah kalimat yang amanatnya sejalan. Kalimat pertama umumnya diawali dengan kata dengan penghubung hanya.
Contoh:Hanya lima orang yang hadir dalam rapat itu. Itupun dua orang diantara mereka sudah akan meninggalkan rapat sebelum selesai.

Kata Penghubung “jangankan”
Kata ini berfungsi untuk “menguatkan mempertentangkan” dipakai pada bagian dengan klausa pertama pada kalimat majemuk setara sedangkan pada klausa disertakan partikel pun. Contohnya:
  1. Jangankan berjalan, berdiri pun aku tak sanggup
  2. Jangankan seribu, seripiah pun tak punya
Kata Penghubung “melainkan”
Kata ini berfungsi untuk menyatakan ”  koreksi atau pembetulan” dipakai diantara dua buah klausa. Kluasa pertama umumnya disertai dengan kata ingkar bukan, dan diletakan pada muka usur kalimat yang akan dikoreksi.
Contoh: Kami bukan mengejek, melainkan mengatakan apa adanya

Kata Penghubung “hanya”
Kata penghubung hanya digunakan dengan aturan sebagai berikut: Untuk menyatakan “menggabungkan-mengecualikan” digunakan diantara dua buah klausa. Contohnya:
  1. Semua orang setuju, hanya dia yang tidak setuju
  2. Kami semua sudah siap untuk bertransmigrasi, hanya dia yang masih ragu-ragu

Macam-macam Konjungsi Berdasarkan Fungsinya

  1. Konjungsi Aditif (gabungan)


    Konjungsi aditif (gabungan) adalah konjungsi koordinatif yang berfungsi menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat dalam kedudukan yang sederajat, misalnya : dan, lagi, lagi pula, dan serta.
  2. Konjungsi Pertentangan


    Konjungsi pertentangan merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat dengan mempertentangkan kedua bagian tersebut. Biasanya bagian yang kedua menduduki posisi yang lebih penting daripada yang pertama, misalnya : tetapi, akan tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan, padahal, dan namun.
  3. Konjungsi Disjungtif (pilihan)


    Konjungsi pilihan merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua unsur yang sederajat dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih, misalnya: atau, atau….atau, maupun, baik…baik…, dan entah…entah…
  4. Konjungsi Temporal waktu


    Konjungsi waktu menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Kata-kata konjungsi temporal berikut ini menjelaskan hubungan yang tidak sederajat, misalnya : apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala. Sementara konjungsi berikut ini menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat, misalnya sebelumnya dan sesudahnya.
  5. Konjungsi Final (tujuan)


    Konjungsi tujuan adalah semacam konjungsi modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa, atau tindakan. Kata-kata yang biasa dipakai untuk menyatakan hubungan ini adalah : supaya, guna, untuk, dan agar.
  6. Konjungsi Sebab (kausalitas). Konjungsi sebab menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu. Bila anak kalimat ditandai oleh konjungsi sebab, induk kalimat merupakan akibatnya. Kata-kata yang dipakai untuk menyatakan hubungan sebab adalah sebab, sebab itu, karena, dan karena itu.
  7. Konjungsi Akibat (konsekutif). Konjungsi akibat menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu hal yang lain. Dalam hal ini anak kalimat ditandai konjungsi yang menyatakan akibat, sedangkan peristiwanya dinyatakan dalam induk kalimat. Kata-kata yang dipakai untuk menandai konjungsi akibat adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.
  8. Konjungsi Syarat (kondisional). Konjungsi syarat menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi bila syarat -syarat yang disebutkan itu dipenuhi. Kata kata yang menyatakan hubungan ini adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.
  9. Konjungsi Tak Bersyarat. Kata penghubung tak bersyarat menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa perlu ada syarat – syarat yang dipenuhi. Kata – kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah walaupun, meskipun, dan biarpun.
  10. Konjungsi Perbandingan. Konjungsi perbandingan berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan kedua hal itu. Kata kata yang sering dipakai dalam konjungsi ini adalah sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, umpama, dan daripada.
  11. Konjungsi Korelatif.Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan 2 kata, frasa, atau klausa; dan kedua unsur itu memiliki status sintaktis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas 2 bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. Contoh : baik … maupun …, (maupun) … tidak hanya …, tetapi (…) juga … demikian (rupa) … sehingga … apa(kah) … atau … jangankan …, … pun … Untuk lebih jelas, lanjut ke slide selanjutnya.
    Konjungsi korelatif Contoh dalam kalimat : Baik Pak Anwar maupun istrinya tidak suka merokok. Tidak hanya kita harus setuju, tetapi kita juga harus patuh. Tidak hanya dia tetapi saya juga ikut. Baik Anda, maupun istri Anda, maupun mertua Anda akan menerima cindera mata. Entah disetujui entah tidak, dia tetap akan mengusulkan gagasan-nya. Jangankan orang lain, orang tuanya sendiri pun tidak dihormati.
  12. Konjungsi Penegas (menguatkan atau intensifikasi). Konjungsi ini berfungsi untuk menegaskan atau meringkas suatu bagian kalimat yang telah disebut sebelumnya. Termasuk di dalam konjungsi hal-hal yang menyatakan rincian. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah bahkan, apalagi, yakni, yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya, dan akhirnya.
  13. Konjungsi Penjelas (penetap). Konjungsi penjelas berfungsi menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya. Contoh kata dalam konjungsi ini adalah bahwa.
  14. Konjungsi Pembenaran (konsesif). Konjungsi pembenaran adalah konjungsi subordinatif yang menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal, sementara menolak hal yang lain yang ditandai oleh konjungsi tadi. Pembenaran dinyatakan dalam klausa utama (induk kalimat), sementara penolakan dinyatakan dalam anak kalimat yang didahului oleh konjungsi seperti, meskipun, walaupun, biar, biarpun, sungguhpun, kendatipun, dan sekalipun.
  15. Konjungsi Urutan. Konjungsi ini menyatakan urutan sesuatu hal. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah mula-mula, lalu, dan kemudian.
  16. Konjungsi Pembatasan. Konjungsi ini menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana perbuatan dapat dikerjakan, misalnya kecuali, selain, dan asal.
  17. Konjungsi Penanda. Konjungsi ini menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal.
    kata kata yang ada dalam konjungsi ini adalah misalnya, umpama, dan contoh. Konjungsi lain yang masih merupakan konjungsi penanda yaitu konjungsi penanda pengutamaan. Contoh kata-kata konjungsi ini adalah yang penting, yang pokok, paling utama, dan terutama.
  18. Konjungsi Situasi. Konjungsi situasi menjelaskan suatu perbuatan terjadi atau berlangsung dalam keadaan tertentu. Kata-kata yang dipakai dalam konjungsi ini adalah sedang, sedangkan, padahal, dan sambil.

Tuesday, 19 November 2019

Konjungsi

Pengertian Konjungsi

Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru), adapun kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf.

Macam-Macam Konjungsi

Secara garis besar konjungsi terbagi menjadi 3 macam, diantaranya yaitu konjungsi antar klausa, konjungsi antar kalimat, dan konjungsi antar paragraf. Untuk lebih jelasnya mengenai macam-macam konjungsi berikut silahkan simak dibawah ini.
1. Konjungsi antar Klausa
Konjungsi antar klausa terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Konjungsi koordinatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status konjuksi setara (sintaksis yang sama). Contoh:
  • Atau (menyatakan pemilihan).
  • Dan (menyatakan penambahan).
  • Tetapi (menyatakan perlawanan).
b. Konjungsi subordinatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status konjungsi bertingkat (sintaksis yang tidak sama).

Contoh:
  • Andaikan, seandainya, andaikata, umpamanya, sekiranya (menyatakan pengandaian).
  • Agar, supaya, biar (menyatakan tujuan).
  • Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala  (menyatakan syarat).
  • Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana (menyatakan pemiripan).
  • Sebab, karena, oleh karena (menyatakan sebab).
  • Biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun (menyatakan konsesif)
  • Hingga, sehingga, sampai(-sampai), maka(nya) (menyatakan akibat).
  • Bahwa (menyatakan penjelasan).
  • Sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara,      sambil, seraya, selagi, selama, hingga, sampai (menyatakan waktu).
c. Konjungsi korelatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dan kedua unsur itu memiliki status konjungsi setara (sintaksis yang sama). 
Konjungsi korelatif terdiri dari dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. 

Contoh
  • Tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
  • Jangankan …, …pun .
  • Bukan hanya …, melainkan …
  • Apa(kah) … atau …
  • (Se)demikian (rupa) … sehingga…
  • Baik … maupun …
  • Entah … entah …
2. Konjungsi antar Kalimat

Konjungsi Antar kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.  Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan selalu huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital karena merupakan awal dari satu kalimat.
Contoh:
– Biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu (menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu).
– Kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu (menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya).
– Sebaliknya (menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya).
– Sesungguhnya, bahwasannya (menyatakan keadaan yang sebenarnaya).
– Malahan, bahkan (menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya).
– Akan tetapi, namun, kecuali itu (menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya).
– Dengan demikian (menyatakan konsekuensi).
– Oleh karena itu, oleh sebab itu (menyatakan akibat).
– Sebelum itu (menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya).
3. Konjungsi antar Paragraf

Konjungsi antar paragraf adalah konjungsi (kata penghubung) yang menghubungkan satu paragraf dengan paragraf lainnya. Konjungsi ini berfungsi untuk menjadikan suatu paragraf unity, coherent, dan sistematis. Konjungsi ini biasanya berada di awal paragaraf.
Contoh:
  • Terlebih lagi ….
  • Disamping …..
  • Tak hanya sebagai …
  • Oleh karena itu …
  • Berdasarkan …

Monday, 11 November 2019

Cara Penulisan Gelar yang Benar Sesuai EYD (Lengkap)

Pengertian Gelar Akademik

Gelar akademik adalah sebuah gelar yang diberikan kepada seseorang yang merupakan lulusan bidang studi tertentu di suatu perguruan tinggi/universitas.
Di Indonesia, terdapat berbagai macam gelar akademik dari berbagai bidang studi.
Mulai dari diploma, sarjana, magister, sampai dengan doktor.
Tak jarang juga terdapat orang-orang yang menempuh pendidikan tinggi di luar negeri dan mendapatkan gelar akademik seperti Ph.D dan sebagainya.
Apa saja gelar akademik yang ada di Indonesia maupun luar negeri?

Daftar Gelar Akademik di Indonesia

GelarPenulisan
Ahli PratamaA.P.
Ahli MudaA.Ma.
Ahli MadyaA.Md.
Sarjana Sains TerapanS.ST.
Sarjana Administrasi BisnisS.A.B.
Sarjana Administrasi PublikS.A.P.
Sarjana Administrasi NegaraS.Adm.
Sarjana AgamaS.Ag.
Sarjana AgroteknologiS.Agr.
Sarjana AntropologiS.Ant.
Sarjana ArsitekturS.Ars.
Sarjana DesainS.Ds.
Sarjana EkonomiS.E.
Sarjana Ekonomi IslamS.E.I.
Sarjana FarmasiS.Farm.
Sarjana Hubungan InternasionalS.H.Int.
Sarjana HukumS.H.
Sarjana Hukum IslamS.H.
Sarjana HumanioraS.Hum.
Sarjana Ilmu GiziS.Gz.
Sarjana Ilmu KelautanS.Kel.
Sarjana Ilmu KepolisianS.I.K.
Sarjana Ilmu KomunikasiS.I.Kom.
Sarjana Ilmu PolitikS.I.Pol.
Sarjana Ilmu PemerintahanS.I.P.
Sarjana Ilmu PerpustakaanS.Ptk.
Sarjana IntelijenS.In.
Sarjana KedokteranS.Ked.
Sarjana Kedokteran GigiS.K.G.
Sarjana Kedokteran HewanS.K.H.
Sarjana KehutananS.Hut.
Sarjana KebidananS.Keb.
Sarjana KeperawatanS.Kep.
Sarjana Kesehatan MasyarakatS.K.M.
Sarjana KomputerS.Kom.
Sarjana Manajemen BisnisS.M.B.
Sarjana MatematikaS.Mat.
Sarjana PariwisataS.Par.
Sarjana PendidikanS.Pd.
Sarjana Pendidikan IslamS.Pd.I.
Sarjana Pendidikan Sekolah DasarS.Pd.SD.
Sarjana PerikananS.Pi.
Sarjana PertahananS.Han.
Sarjana PeternakanS.Pt.
Sarjana PsikologiS.Psi.
Sarjana SainsS.Si.
Sarjana Sains (Teologi)S.Si. (Teol.)
Sarjana Sains Terapan PemerintahanS.S.T.P.
Sarjana SastraS.S.
Sarjana SeniS.Sn.
Sarjana Sistem InformasiS.SI.
Sarjana SosialS.Sos.
Sarjana Syari’ahS.Sy.
Sarjana TeknikS.T.
Sarjana Teknologi InformasiS.TI.
Sarjana Teknologi PertanianS.T.P.
Sarjana Teologi IslamS.Th.I.
Sarjana Teologi KristenS.Th.
Sarjana Terapan KepolisianS.TrK
Sarjana Terapan Pekerjaan SosialS.Tr.Sos.
Sarjana PsikologiS.Psi
Sarjana lmu KomunikasiS.I.Kom.
Magister AgamaM.Ag.
Magister EkonomiM.E.
Magister Ekonomi IslamM.E.I.
Magister FilsafatM.Fil.
Magister Filsafat IslamM.Fil.I.
Magister HukumM.H.
Magister HumanioraM.Hum.
Magister Hukum IslamM.H.I.
Magister KesehatanM.Kes.
Magister KomputerM.Kom.
Magister ManajemenM.M.
Magister PertanianM.P.
Magister PendidikanM.Pd.
Magister Pendidikan IslamM.Pd.I.
Magister PsikologiM.Psi.
Magister SainsM.Si.
Magister SeniM.Sn.
Magister TeknikM.T.
Magister Psikologi SainsM.Si.
Magister Psikologi ProfesiM.Psi., Psikolog
Magister Psikologi TerapanM.Psi.T.
DoktorDr.

Daftar Gelar Akademik Internasional

GelarPenulisan
Bachelor of ArtsB.A.
Bachelor of Business AdministrationB.Ba.
Bachelor of ScienceB.Sc.
Bachelor in Computer ScienceB.Comp.Sc.
Bachelor of LawL.L.B.
Bachelor of EngineeringB.Eng.
Bachelor of BiomedicineB.Biomed.
Master of ArtsM.A.
Master of ScienceM.Sc.
Master of EngineeringM.Eng.
Master of Engineering ScienceM.Eng.Sc.
Master of Busines AdministrationM.B.A.
Master of TheologyM.Th.
Master of LawsL.L.M.
Master of PharmacyM.Pharm.
Master of PhilosophyM.Phil.
Master of Computer ScienceM.Com./M.Cs.
Master of Sports ScienceM.Sport.
Master of MaritimeM.Mar.
Master of Maritime EconomyM.Mar.E.
Doctor of PhilosophyPh.D.
Doctor of TheologyD.Th.
Doctor of EducationEd.D.
Doctor of MedicineM.D.

Cara Penulisan Gelar Sesuai EYD

Penulisan gelar akademik erat kaitannya dengan aturan EYD tentang penulisan singkatan serta pemakaian tanda titik dan koma.
Untuk menulis gelar sesuai dengan EYD, aturannya adalah sebagai berikut.
  • Antara nama orang dan gelar, dipisah dengan tanda koma
  • Gelar ditulis dengan tanda titik sebagai pemisah antar singkatan gelar
  • Jika terdapat lebih dari satu gelar, maka di antara gelar tersebut dipisah dengan tanda koma

Contoh Penulisan Gelar

Sarjana:
Toni Irawan, S.Pd.
Toni Irawan, S.Ag.
Diploma:
Toni Irawan, A.Md.
Magister:
Toni Irawan, M.Pd.
Doktor:
Dr. Toni Irawan
Gelar Internasional:
Toni Irawan, Ph.D.
Toni Irawan, M.Sc
Gelar yang lebih dari 1:
Toni Irawan, S.Ag., M.Pd., Ph.D.
Dr. Toni Irawan, M.Pd.

Kesimpulan

Pada intinya, penulisan gelar yang benar berfokus pada penempatan tanda titik dan koma.
Apabila salah menempatkan, maka penulisan gelar tersebut bisa salah bahkan tidak bermakna gelar.
Entah itu ditulis dalam surat, laporandaftar pustaka, atau yang lainnya, gelar tidak boleh ditulis secara asal-asalan.
Semoga dengan mengetahui cara penulisan gelar yang benar, kamu tidak kebingungan lagi dalam menulis gelar akademik yang dimiliki oleh seseorang.
Adakah kesulitan lain yang kamu alami dalam menulis gelar?
Atau, adakah gelar lain yang tidak kamu ketahui dan tidak disebutkan di atas?
Beri tahu kami dengan berkomentar di bawah ini!

Monday, 4 November 2019

Contoh Soal Nama Gelar Bahasa Indonesia

1.  Penulisan nama gelar pada kalimat di bawah ini yang benar, kecuali ...
a.    Raja Satria, M.A. diangkat menjadi ketua pelaksana acara reunian tersebut.
b.    Penyakit ibu telah diperiksa oleh dr. Latief Siswoyo sejak dua minggu yang lalu secara rutin
c.    Andri Permana, S.I.P., M.sc. terpilih sebagai pemimpin kegiatan itu
d.   Setelah lulus dari almamaternya beberapa bulan yang lalu, kini nama Ahmad berganti menjadi Ahmad Jalaudin, S.Pd.
e.    Semenjak Dr. Burhannudin mengatasi permasalahan air bersih di daerah kami, para penduduk desa tidak pernah mengeluh lagi
2.  Penulisan gelar yang benar di bawah ini adalah ...
a.    Prof Soekarno M.Pd
b.    Rina Dwi Astuti S.Pd
c.    Haji Wahyudi S.S.
d.   Ir. Sudirman Waluyo S.H.
e.    Ny Maharani Sri Aryati.
Jawaban D
Karena setiap singkatan nama gelar di akhiri dengan tanda titik.
3. .  Penyingkatan nama orang di bawah ini benar semua, kecuali...
a.       A.H. Nasution
b.      Kol. Tamtama Aji
c.       W.R Supratman
d.      Eko Yulianti
e.       Rina D.A.
Jawaban C
Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat di ikuti dengan tanda titik dibelakang tiap-tiap singkatan itu.
4.   Penulisan singkatan di bawah ini yang salah adalah ...
a.       ABRI
b.      UNNES
c.       Posyandu
d.      Siskamling
e.       DPR
Jawaban B
Karena Unnes adalah Universitas Negeri Semarang, jadi penulisan UNNES yang benar adalah Unnes.





Featured post

PENDAFTARAN SISWA BARU SMA PGRI 1 SINDANG TAPEL 2016/2017

BINGUNG !!! GAK BISA MELANJUTKAN SEKOLAH KARENA BIAYA, DAFTARKAN DIRIMU KE : SMA PGRI 1 SINDANG BEBAS BIAYA PENDAFTARAN BEBAS UAN...