Psikologi pendidikan
Psikologi Pendidikan
Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat siang sobat
blogger, kali ini saya akan membagikan ilmu tentang psikologi pendidikan? Apa itu
psikologi pendidikan? Apa peran psikologi pendidikan? Nah untuk mengetahui hal
tersebut, mari kita bahas psikologi pendidikan.
Psikologi berasal dari bahasa Yunani “psyche”
yang artinya jiwa dan “logos” yang artinya ilmu. Jadi secara etimologi
psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik macam-macam
gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. Abu (2003:3) menyebutkan
psikologi dapat diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau
gejala-gejala jiwa manusia. Lebih lanjut Dalyono (2009:2) menjelaskan
macam-macam definisi psikologi, seperti:
1. Psikologi
adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life
2. Psikologi
adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind)
3. Psikologi
adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behaviour).
1. Pengertian Pendidikan
Adapun mengenai pendidikan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
(KBBI, 1991:232 dalam Dalyono). Dalam bahasa inggris, pendidikan berarti
education yang berasal dari kata educate yang artinya memberikan peningkatan (to
elicit, to give rise to), dan mengembangkan (to evolve, to develop).
Dalam arti sempit berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh
pengetahuan. (Mc. Leoc, 1989 dalam Dalyono).
Sementara itu menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdesan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2. Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan berkembang.
Menurut Muhibin Syah (2002), pengertian psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin
psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia
pendidikan. Sedangkan menurut ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih
berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan – penemuan dan
menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan. Sedangkan menurut
Witherington, Pengertian Psikologi pendidikan
adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pendidikan manusia Tardif (dalam Syah, 1997: 13) juga
mengatakan bahwa Pengertian Psikologi Pendidikan adalah sebuah bidang
studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia
untuk usaha-usaha kependidikan.
Salah seorang ahli yang menganggap psikologi
pendidikan sebagai subdisiplin psikologi terapan adalah Arthur S. Reber,
seorang guru besar psikologi pada Brooklyn College, University of New York
City, University of British Colombia Canada dan juga pada University of
Insbruck Austria. Dalam pandangannya, psikologi pendidikan adalah sebuah
subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan
yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam
kelas
b. Pengembangan dan pembaruan kurikulum
c. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
d. Sosialisasi proses-proses dan interaksi
proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
e. Penyelenggaraan
pendidikan keguruan. (Arthur S. Reber, 1998 dalam Dalyono) Abu (2003:7) menyebutkan psikologi pendidikan yaitu
psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas
manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara
menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima oleh peserta
didik, bagaimana cara belajar dan mengajar yang baik dan sebagainya. Pendidikan memerlukan psikologi karena dalam menyampaikan
suatu materi pelajaran, seorang guru harus memperhatikan kondisi kejiwaan
peserta didiknya. Semakin siap kondisi jiwa peserta didik dalam menerima materi
pelajaran, akan semakin baik hasil yang diperoleh. (Wiji, 2009:7)
3. Guru
A. Pengertian Guru
Menurut Drs. H.A. Ametembum, guru adalah semua orang yang
berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid/siswa baik secara
individual ataupun klasikal, baik disekolah maupun di luar sekolah. (Akmal:
2013:9). Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa
guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sementara
dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 tahun 2008 tentang guru, sebutan guru
mencakup:
1.
Guru itu sendiri, baik guru kelas,
guru bidang studi, maupun guru bimbingan dan konseling atau guru bimbingan
karier
2.
Guru dengan tugas tambahan sebagai
kepala sekolah, dan
3.
Guru dalam jabatan pengawas. (Ali,
2013:120).
B. Persyaratan Guru
Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, menjadi guru harus memenuhi
beberapa persyaratan, yaitu: Takwa kepada Allah SWT, berilmu, sehat jasmani dan
rohani (roeping), dan berkelakuan baik. (Akmal, 2013:11). Pendapat lain
menaparkan, syarat untuk menjadi guru/pendidik yaitu:
1. Dia harus mengerti ilmu mendidik sebaik-baiknya, sehingga
segala tindakannya dalam mendidik disesuaikan dengan jiwa anak didiknya.
2. Dia harus memiliki bahasa yang baik dan menggunakannya
sebaik mungkin, sehingga dengan bahasa itu anak tertarik kepada pelajarannya.
Dan dengan bahasanya itu dapat menimbulkan perasaan yang halus pada anak.
3. Dia
harus mencintai anak didiknya sebab cinta senantiasa mengandung arti
menghilangkan kepentingan diri sendiri untuk keperluan orang lain. (Hamdani dan
Fuad, 2007:102)
C. Kepribadian dan Sifat Guru
Faktor terpenting dari
seorang guru adalah kepribadiannya. Karena dengan kepribadian itulah seorang
guru bisa menjadi seorang pendidik dn pembina bagi anak didiknya atau bahkan
malah sebaliknya akan menjadi perusak dan penghancur bagi masa depan anak
didiknya. Guru adalah seseorang yang bukan hanya memberikan pengetahuan dan
keterampilan saja. Tetapi guru juga adalah seorang yang patut dicontoh. Oleh
karena itu, guru harus mempunyai kepribadian, tingkah laku, moral, emosi dan
sikap yang baik yang dapat mempengaruhi anak didiknya.
Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, ada dua macam kepribadian
guru, yaitu:
1. Guru yang menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang
memerintah dan menyuruh. Hal seperti ini kurang menyenangkan dalam pendidikan.
2. Guru yang menempatkan dirinya sebagai mitra bagi anak
didiknya. Biasanya guru seperti ini menarik dan menyenangkan, ia akan
dihormatidan disayangi oleh anak didiknya. (Akmal, 2013:56).
Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki seorang guru seperti
pendapat Prof.Dr. Moh. Athiyah Al-Abrasyi adalah: zuhud (tidak mengutamakan
materi dan mengajar karena mencari keridhaan Allah SWT semata, jauh dari dosa
besar dan sifat riya, ikhlas, pemaaf terhadap muridnya, mencintai muridnya,
memahami peserta didik, menguasai materi pelajaran yang akan diajarkannya.
(Hamdani dan Fuad, 2007:104-105).
D. Manfaat Psikologi Pendidikan Bagi Guru
Muhammad dan Novan (2013) memaparkan ada beberapa manfaat bagi
guru dalam mempelajari psikologi pendidikan, antara lain:agar guru memahami
perbedaan siswa (Diversity of Student), untuk menciptakan iklim belajar
yang kondusif di dalam kelas, untuk memilih strategi dan metode pembelajaran
yang tepat, memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa (konseling),
mengevaluasi hasil pembelajaran, berinteraksi secara tepat dengan siswanya,
menilai hasil pembelajaran dengan adil, menetapkan tujuan pembelajaran,
penggunaan media pembelajaran, penyusunan jadwal pelajaran, dan memfasilitasi
dan memotivasi belajar peserta didik. Berikut akan dipaparkan satu-persatu
penjelasannya:
E. Memahami Perbedaan Siswa (Diversity
of Student)
Setiap individu dilahirkan dengan membawa potensi yang
berbeda-beda, tidak ada yang sama antara siwa satu dengan siswa yang lainnya.
Oleh karena itu, seorang guru harus memahami keberagaman antara siswa satu
dengan siswa yang lainnya, mulai dari perbedaan tingkat pertumbuhannya, tugas
perkembangannya sampai pada masing-masing potensi yang dimiliki oleh anak.
Dengan pemahaman guru yang baik terhadap siswanya, maka bisa menciptakan hasil
pembelajaran yang efektif dan efisien serta mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif.
F. Untuk
menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas
Kemampuan guru dalam menciptakan iklim dan kondisi pembelajaran
yang kondusif mampu membantu proses pembelajaran berjalan secara efektif.
Seorang pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses
belajar mengajar, pendekatan yang berbeda menyesuaikan karakteristik siswa
dalam mengajar untuk menghasilkan proses belajar mengajar yang lebih baik.
Disinilah peran psikologi pendidikan yang mampu mengajarkan bagaimana seorang
pendidik mampu memahami kondisi psikologis dan menciptakan suasana pembelajaran
yang kondusif, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan
secara efektif.
G. Untuk Memilih Strategi dan Metode
Pembelajaran
Sebagai sorang pendidik dalam memilih strategi dan metode
pembelajaran harus menyesuaikan dengan tugas perkembangan dan karakteristik
masing-masing peserta didiknya. Hal ini bisa didapatkan oleh seorang guru
dengan mempelajari psikologi terutama tugas-tugas perkembangan manusia. Jika
metode dan model pendidikan sudah bisa disesuaikan dengan kondisi peserta
didik, maka proses pembelajaran bisa berjalan dengan maksimal.
H. Memberikan Bimbingan dan Pengarahan
kepada Siswa (Konseling)
Selain berperan sebagai pengajar di dalam kelas, seorang guru
juga diharapkan bisa menjadi seorang pembimbing yang mempu memberikan bimbingan
kepada peserta didiknya, terutama ketika peserta didik mendapatkan permasalahan
akademik. Dengan berperan sebagai seorang pembimbing seorang pendidik juga
lebih bisa melakukan pendekatan secara emosional terhadap peserta didiknya.
Jika sudah tercipta hubungan emosional yang positif antara pendidik dan peserta
didiknya, maka proses pembelajaran juga akan tercipta secara menyenangkan.
I. Mengevaluasi Hasil Pembelajaran
Tugas utama guru/pendidik adalah mengajar di dalam kelas dan
melakukan evaluasi dari hasil pengajaran yang sudah dilakukan. Dengan
mempelajari psikologi pendidikan diharapkan seorang pendidik mampu memberikan
penilaian dan evaluasi secara adil menyesuikan dengan kemampuan yang dimiliki
oleh masing-masing peserta didik tanpa membedakan antara satu dengan yang
lainnya.
J. Berinteraksi secara tepat dengan
siswanya
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk
terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi
sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
K. Menilai hasil pembelajaran yang adil
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru
dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam
teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan
hasil-hasil penilaian.
L. Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku yang dialami
siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran. Psikologi pendidikan
membantu guru dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki
sebagai tujuan pembelajaran.
M. Penggunaan Media Pembelajaran
Pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan guru untuk
merencanakan dengan tepat media pembelajaran yang akan digunakan. Misalnya
penggunaan media audio-visual, sehingga dapat memberikan gambaran nyata kepada
peserta didik.
N. Penyusunan Jadwal Pelajaran
Jadwal pelajaran harus
disusun berdasarkan kondisi psikologi peserta didik. Misalnya mata pelajaran
yang dianggap sulit bagi siswa seperti matematika ditempatkan di awal
pelajaran, di mana kondisi siswa masih segar dan semangat dalam menerima materi
pelajaran.
O. Memfasilitasi dan memotivasi belajar
peserta didik.
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap
potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan
memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk
melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman
psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan
untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan psikologi pendidikan berperan dalam membantu guru untuk
merencanakan, mengatur dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
P. Contoh Kasus-Kasus Guru yang tidak
Menerapkan Psikologi Pendidikan
Dalam
tahun 2015 ini, terdapat beberapa kasus yang tidak semestinya dilakukan oleh
guru terhadap murid/siswanya. Kasus-kasus itu terjadi diindikasikan akibat guru
yang tidak menerapkan, memahami dan mempelajari psikologi pendidikan dengan
baik dan menyeluruh. Beberapa kasus tersebut antara lain seperti dirangkum dariwww.sindonews.com:
·
Kasus guru wanita SDN 7 Matangkuli
Aceh Utara, yang berinisial AN (53) yang melakukan tindak kekerasan terhadap FN
(12) murid kelas 5 SD dengan memukul bagian kepala siswa tersebut dengan
martil/palu. (Agustus, 2015).
·
Seorang guru MTs di Bantul
berinisial EN (63) melakukan aksi pencabulan terhadap belasan anak di bawah
umur yang tinggal di seputaran rumahnya. (Juli, 2015)
·
Seorang guru SDN Pematang Reba,
Kabupaten Indragiri Hulu, Pekanbaru, Riau berinisial Z melakukan pemaksaan
untuk melakukan oral seks kepada 6 muridnya yang berusia antara 8-9 tahun di
perpustakaan sekolah setempat. (Mei, 2015)
·
Seorang guru Bahasa Jerman di SMAN 2
Kota Kefamenanu Timor Tengah Utara, NTT, memberikan hukuman kepada seorang
murid bernama Melson Aluet (17) karena tidak mengerjakan PR dengan cara
menyuruh membenturkan kepalanya sendiri di meja sebanyak 80 kali. Akibatnya
Melson mengalami gegar otar hingga muntah darah.
Kasus-kasus seperti
diatas diharapkan semakin minim terjadi dalam dunia pendidikan. Guru diharapkan
dapat mempelajari, memahami dan mendalami psikologi pendidikan dalam dirinya
sebagai bagian penting dalam menjalankan profesinya sebagai pendidik generasi
bangsa. Sebab di dalam dunia pendidikan, untuk mencapai pendidikan yang
maksimal dan efektif bukan hanya terkait pembahasan kurikulum belaka, namun
juga permasalahan psikologis peserta didik dan model pengajaran pendidiknya
juga harus tetap diperhatikan. Oleh karena itu, psikologi pendidikan menjadi
penting untuk dipelajari oleh setiap pendidik ataupun calon pendidik.
KESIMPULAN
1. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang jiwa, baik macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya
atau dengan kata lain psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia atau gejala-gejala jiwa manusia.
2. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdesan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
3. Psikologi pendidikan yaitu psikologi yang
khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam
hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik
perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima oleh peserta didik,
bagaimana cara belajar dan mengajar yang baik dan sebagainya.
4. Guru adalah pendidik professional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
5. Guru harus memenuhi beberapa persyaratan,
yaitu: Takwa kepada Allah SWT, berilmu, sehat jasmani dan rohani (roeping),
dan berkelakuan baik.
6. Guru harus mempunyai kepribadian, tingkah
laku, moral, emosi dan sikap yang baik yang dapat mempengaruhi anak didiknya.
Ada dua macam kepribadian guru, yaitu: guru yang menempatkan dirinya sebagai
pemimpin yang memerintah dan menyuruh dan guru yang menempatkan dirinya sebagai
mitra bagi anak didiknya.
7. Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang
guru seperti: zuhud (tidak mengutamakan materi dan mengajar
karena mencari keridhaan Allah SWT semata, jauh dari dosa besar dan sifat riya,
ikhlas, pemaaf terhadap muridnya, mencintai muridnya, memahami peserta didik,
menguasai materi pelajaran yang akan diajarkannya.
8. Manfaat bagi guru dalam mempelajari
psikologi pendidikan, antara lain: agar guru memahami perbedaan siswa (Diversity
of Student), untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif di dalam kelas,
untuk memilih strategi dan metode pembelajaran yang tepat, memberikan bimbingan
dan pengarahan kepada siswa (konseling), mengevaluasi hasil pembelajaran,
berinteraksi secara tepat dengan siswanya, menilai hasil pembelajaran dengan
adil, menetapkan tujuan pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, penyusunan
jadwal pelajaran, dan memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
9. Dari beberapa pendapat tentang psikologi
pendidikan, kita mengambil kesimpulan bahwa Pengertian Psikologi Pendidikan
adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia di dalam dunia pendidikan
yang meliputi studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan dan
meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
No comments:
Post a Comment